Total Tayangan Halaman

Selasa, 07 Juni 2011

Aneka Kegiatan


Panitia Hari Jadi Museum Perjoangan Bogor

Partisipasi Pembentukan DHC Angkatan 45

Tetap Gaya

Panitia hari Jadi Museum Perjoangan Bogor

Partisipasi Acara Hari Besar Nasional

Kunjungan & Bantuan Sosial Ke Desa Malasari

Kunjungan & Bantuan Sosial Ke desa Malasari

Senin, 06 Juni 2011

Anak Kolong yang Berdayaguna

Jurnal Bogor, 25 December 2010 
Rubrik: Inohong

Pertanyaan untuk Johan Gaus, Ketua Ormas FKPPI Kota Bogor

Dulu, imej anak kolong atau putra-putri Purnawirawan dan TNI/Polri identik dengan perlakuan negatif. Urakan, suka berkelahi, dan mencari keributan sudah menjadi sebuah kebiasaan. Namun, hal tersebut perlahan memudar. Seiring perkembangan jaman, anak kolong kini mulai berbenah. Menjadi pribadi menjadi kuat, tahan banting dalam menjalani kehidupan, serta peduli dengan lingkungan sekitar menjadi misi penting yang harus dilakukan untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap anak kolong. Misi itulah yang ingin dikembangkan Johan Gaus. Usai kembali terpilih menjadi Ketua Ogranisasi Masyarakat (Ormas) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) X.05 Kota Bogor untuk kedua kalinya, Johan bertekad untuk mengembangkan potensi anak kolong menjadi pribadi yang berguna bagi orang banyak. Lantas bagaimana tekad itu bisa terlaksana? 

Berikut petikan wawancara Johan Gaus kepada wartawan Jurnal Bogor, Muhammad Rahadian.

1. Apa kabar, apa kesibukan Anda saat ini?

Alhamdulillah kabar saya baik. Selain menjadi Ketua FKPPI X.05 Kota Bogor, pekerjaan utama saya menjadi Pengelola Stadion dan Lapangan Terbuka GOR Pajajaran Bogor. Selain itu, saya juga aktif sebagai Ketua Komisi Wasit dan Pengawas Pertandingan PSSI Kota Bogor, menjadi anggota Dewan Penasehat PSB Bogor, serta menjabat Wakil Kepala Sekolah Sekolah Sepakbola Jawa Barat Unit Kota Bogor.

2. Bagaimana Anda membagi waktu dalam melakukan semua aktivitas Anda?

Sebelum menjalankan sesuatu, saya pasti berpikir terlebih dahulu akan konsekuensi yang akan saya hadapi. Terkadang, saya memang tak dapat melakukan semua aktivitas itu dalam bersamaan, mengingat usia saya juga sudah menginjak 52 tahun. Namun, jika pekerjaan tersebut dilakukan dengan ikhlas dan menetapkan skala prioritas, saya kira tak ada masalah.

3. Anda baru saya terpilih kembali menjadi Ketua Ormas FKPPI Kota Bogor untuk yang kedua kalinya secara aklamasi, Anda bisa ceritakan bagaimana prosesnya?

Alhamdulillah, saya kembali dipercaya oleh teman-teman untuk kembali memimpin Ormas FKPPI Kota Bogor. Dari enam ranting FKPPI yang ada, sepakat untuk menjadikan saya sebagai ketua. Saya bersyukur masih ada yang percaya dengan kemampuan saya. Insya Allah, saya bisa menjalankan amanat mereka dengan baik.

4. Sejak kapan Anda berkiprah di daam tubuh FKPPI?

Sejak terbentuknya FKPPI Kota Bogor pada tahun 1986, sebenarnya saya sudah ikut terlibat. Pernah menjadi Ketua Ranting, saya kini dipercaya menjadi Ketua Ormas. Jadi, perjalanan saya di FKPPI sudah dilakukan sejak awal.

5. Apa program kerja jangka pendek yang akan Anda persiapkan?

Program kerja jangka pendeknya adalah melakukan konsolidasi internal pengurus harian, dan membentuk pengurus bagian. Setelah itu, saya ingin menggiatkan kembali koprasi Swa Dharma Eka Kerta yang sempat vakum. Bagi anggota, saya juga ingin membuat program pelatihan dan membuat lembaga bantuan hukup untuk keluarga besar FKPPI dan masyarakat yang membutuhkan.

6. Lantas apa program jangka panjangnya?

Untuk program kerja jangka panjang, saya ingin agar anggota FKPPI Kota Bogor bisa eksis di berbagai elemen dan kegiatan. Anggota FKPPI itu terdiri dari beberapa kalangan, ada cendikiawan, teknokrat, serta dari kalangan pemerintahan dan swasta. Optimalisasi kader diharapkan bisa membuat FKPPI semakin berguna bagi masyarakat.

7. Kendala apa yang Anda hadapi untuk menjalankan misi Anda tersebut?

Sebagian besar anggota Ormas FKPPI Kota Bogor berusia di atas 40 tahun. Selain itu, mereka juga sibuk dengan pekerjaannya. Sangat sulit mencari waktu yang tepat untuk mengumpulkan mereka semua secara bersamaan. Padahal, banyak ide dan pemikiran bagus yang bisa di dapat jika semua anggota bisa berkumpul bersama.

8. Apa harapan anda terhadap peran anak kolong dewasa ini?

Saya memiliki harapan besar agar anak kolong bisa mengubah pandangan masyarakat. Tak bisa dipungkiri memang imej anak kolong masih dinilai negatif bagi sebagian besar masyarakat. Namun, dengan beberapa program yang akan kami jalankan, Insya Allah peran anak kolong sebagai salah satu bagian dari masyarakat Indonesia bisa berguna.

9. Terakhir, apa mimpi Anda yang belum terwujud?

Jika ditanya mimpi, tentunya sangat banyak. Salah satunya, saya ingin membangun akademi sepakbola di Kota Bogor. Selain itu, anggota FKPPI Kota Bogor bisa maju di berbagai bidang, mengenal jati diri dan berguna bagi orang banyak. Terakhir, saya ingin menjadi seorang kakek.



Minggu, 05 Juni 2011

Penerbitan Buku

Penerbitan buku bekerjasama dengan ;

  • Visi Merah Putih
  • FKPPI X.05 - Kota Bogor
  • Purna Paskibraka Indonesia - Kota Bogor
  • LSMI
  • Adha Film
Walau banyak kekurangan, kami berusaha untuk berbuat...

Organisasi merupakan amanah yang harus dijaga

Terjun aktif dalam dunia organisasi pada zaman sekarang ini, mungkin kurang diminati oleh anak-anak muda. Kebanyakan anak muda zaman sekarang ini, lebih memilih pergi jalan-jalan atau pun sekedar berkumpul dengan teman-temannya. Namun tradisi yang dilakukan oleh anak-anak zaman sekarang ini, rupanya tidak berlaku pada zaman ketika Johan Gaus tumbuh menjadi seorang remaja.
Johan Gaus yang saat ini menjabat sebagai Ketua Ormas FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putera Puteri TNI Polri), memang sudah menghabiskan masa mudanya untuk terjun aktif dalam keorganisasian. Baginya, dalam menjalankan suatu organisasi sama saja dengan dititipkan suatu tanggung jawab dan amanah dari orang-orang banyak, yang tentunya tanggung jawab dan amanah tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya satu keorganisasian yang saat ini dijalankan oleh bapak tiga orang anak ini, selain menjadi Ketua Ormas FKPPI, Johan juga menjabat sebagai Ketua PJS Pengcab PSSI Kota Bogor, Ketua Komisi Wasid dan PP (Pengawas Pertandingan) PSSI Kota Bogor, Anggota Dewan Penasehat PSB (Persatuan Sepak Bola) Bogor, Wakil Kepala Sekolah SSJ (Sekolah Sepak Bola Jawa Barat) Unit Kota Bogor dan juga menjabat sebagai Anggota Dewan Paripurna DHC (Dewan Harian Cabang) 45. Dari sederet organisasi yang ia geluti, Johan pun nyatanya juga mendapat protes dari keluarganya, “Saya diprotes sama istri dan anak jarang di rumah, makanya segitu udah saya kurangi biar bisa banyak waktu dirumah,” ungkapnya sambil tersenyum.
Namun dari sederet keorganisasiannya tersebut, Johan tidak pernah merasa khawatir akan pembagian waktu yang tentunya akan sangat memusingkan bila tidak diatur dengan baik. Johan selalu meyakini kalau Allah memberikannya kesehatan, tentunya akan ada jalan dalam menyelesaikan serentetan tanggung jawab – tanggung jawabnya tersebut. “Saya sih menjalankan saja, Insya Allah bila diberi kesehatan semuanya akan berjalan lancar,” jelasnya singkat.
Keuletannya dalam berorganisasi, nyatanya memberikan hasil yang memuaskan untuk dirinya dan untuk orang-orang disekitarnya. Pada tahun 1992, Johan berhasil mengantarkan tim sepak bola kelompok umur 15 tahun menjadi juara dua tingkat nasional di Palembang. Pada tahun 1992 juga, Johan berhasil mengantarkan tim sepak bola golongan usia 18 tahun menjadi juara 1 tingkat nasional di Senayan. Selain itu, Johan juga berhasil membawa timnya menjadi juara 1 tingkat nasioanal di Surabaya serta dirinya juga berhasil membawa timnya mengalahkan Persebaya pada tahun 1995 di Bogor. Johan Gaus memang mencintai dunia sepak bola, terbukti dari dedikasinya terhadap organisai persepakbolaan yang sudah 26 tahun dijalaninya.


Pria yang lahir 53 tahun yang lalu ini selalu menerapkan motivasi dalam dirinya untuk dapat membawa orang dalam kebaikan, tentunya tidak ambisius apalagi memikirkan kepentingan pribadi dalam menjalankan suatu organisasi. Dirinya tidak pernah mengharapkan hal yang menguntungkan dirinya secara material, ia cukup merasa senang apabila batiniahnya terpenuhi, dengan cara dapat menjalankan organisasi sesuai dengan amanah yang diberikan masyarakat kepadanya.

Bicara mengenai materi memang tidak akan ada habisnya, karena manusia yang memiliki rasa ketidakpuasan dimana semakin besar pendapatan seseorang akan semakin besar pula biaya hidup yang akan dikeluarkan. Namun, berbicara mengenai materi, Johan mengaku sudah merasa cukup dengan yang dimilikinya, “ya kalau berbicara soal materi juga kadang ada lah kurangnya, tapi saya sangat mempercayai beramal pada hari Jumat itu Insya Allah membawa berkah,” jelasnya sambil bersyukur.
Oleh : Nadya Pramudita

Sekilas Kegiatan

Silaturahmi dengan Walikota Bogor

Tampil Cerah....
Pengurus Cabang 10.05 FKPPI Kota Bogor 
Kesederhanaan & Kebersamaan

Sejarah FKPPI di Jawa Barat



Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan dengan ditandai beberapa kali turunnya surat mandat dari Pengurus Pusat FKPPI kepada beberapa tokoh Jawa Barat diantaranya Luindrianto,SH, Iyan Kusumahdinata, Awal Kusumah maka di Jawa Barat FKPPI baru dapat dibentuk pada tahun 1981 tidak lama setelah Munas I FKPPI yang dideklarasikan di gedung DPRD Jawa Barat dengan Ketua untuk pertama kalinya adalah Ir.Awal Kusumah dengan Ade Anwar (Alm) sebagai sekretaris. 

Dalam Musda I FKPPI Jabar tahun 1981 di Rindam III/Slw terpilih Ir.Awal Kusumah sebagai ketua didampingi Artiko Kendoaji sebagai sekretaris. Pada Musda II FKPPI Jabar tahun 1984 di Dodiklat Pangalengan Bandung terpilih sebagai Ketua adalah Moch Huzaenal (1984-1987) dengan Ir.Hendro Trisulo sebagai sekretaris. 
Kemudian pada Musda III FKPPI Jabar di Kologdam III/Slw terpilih Ir.Hendo Trisulo Sadikin sebagai Ketua (1987-1990) didampingi Bambang Budi Asmara sebagai sekretaris. Pada tanggal 27-29 Juni 1991 Bambang Budi Asmara terpilih dalam Musda IV FKPPI Jabar di Pussenif Bandung dengan Drs.Yudi Priadi,SH sebagai sekretaris (1991-1994). 
Pada Musda V FKPPI tanggal 7-9 Juni 1994 di Sesko AU Lembang , Bambang Budi Asmara terpilih kembali sebagai Ketua didampingi Drs.Anwar Sulaeman sebagai sekretaris (1994-1999).

Pada tahun 1996 sebagai konsekuensi Muslub FKPPI maka di Jawa Barat FKPPI dikembangkan menjadi dua wadah pula yaitu FKPPI dan GM-FKPPI dengan Ketua FKPPI untuk pertama kali yaitu Drs.H.Danny Setiawan didampingi Ati Anjar Rahman sebagai sekretaris. 
Selanjutnya pada Musda I FKPPI Jabar bulan Juni tahun 1999 di Puncak Bogor Drs.H.Danny Setiawan dikukuhkan kembali sebagai Ketua didampingi Edi.S.Jahari sebagai sekretaris (1999-2004). 
Pada tanggal 24-25 November 1999 diselenggarakan Musda VI GM-FKPPI di Pussenif Bandung dimana terpilih H.Yana Soepardjo,SE sebagai Ketua didampingi Ir.Irianto Edi Pramono sebagai sekretaris (1999-2004). Pada tgl 25-27 Februari 2005 diselenggarakan Musda VII secara bersama antara FKPPI dan GM FKPPI di Secapa TNI-AD. Terpilih sebagai Ketua GM FKPPI adalah Iwien Whintoro,SH didampingi Ir.Irianto Edi Pramono sebagai sekretaris (2005-2008) sedangkan untuk FKPPI terpilih sebagai Ketua adalah Bambang Budi Asmara didampingi Drs.Didi Praseno Soepangkat sebagai sekretaris (2005-2010). Pada tanggal 25 Juni 2006 Ketua PD X FKPPI Jabar Bambang Budi Asmara meninggal dunia karena sakit selanjutnya ditetapkan Hj.Oyamah Sudarna sebagai pejabat sementara ketua. 

Pada tanggal 30 Januari 2007 diselenggarakan Musda luarbiasa FKPPI Jabar di Gedung Korpri Bandung dan terpilihlah Ir.H.Lex Laksamana Zainal sebagai Ketua didampingi Drs.Yudi Priadi,SH sebagai sekretaris untuk meneruskan masa baktinya hingga tahun 2010. 

Sejarah FKPPI

SEJARAH SINGKAT FKPPI 


Berawal dari Munas VII Pepabri pada tanggal 20 Juni 1977 bertempat di Asrama Haji Bukit Duri Jakarta Selatan, para pendiri yang antara lain yakni :


  • 1.   Drs. Surya Paloh
  • 2.   J.P. Yoseano Waas.
  • 3.   Agus Santoso, SH.
  • 4.   Prof. DR . Karel S. Waas.
  • 5.   Tjokro Supriyanto, BA.
  • 6.   Capt Haribowo.
  • 7.   Ir. Wisnu Batubara
Bersepakat . membentuk . satu . wadah . pembinaan . putra-putri . ABRI . dengan . beberapa . usulan .nama, antara. lain :
      P4-ABRI (Persatuan Putra Putri Purnawirawan ABRI).
      P4-I (Persatuan Putra Putri Purnawirawan Indonesia).


Kemudian melalui suatu proses yang panjang disepakati diberi nama dengan nama FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia )
Maka pada tanggal 12 September 1978 pada saat ulang tahun Pepabri di Gedung Wanita Nyi Ageng Serang Kuningan Jakarta, diproklamirkan berdirinya FKPPI dan untuk pertama kalinya dibentuk Pengurus Besar FKPPI dengan susunan pengurus, Drs. Surya Paloh sebagai Ketua Umumnya dan Karel S. Waas sebagai Sekjendnya yang dikukuhkan melalui SK dari Pengurus Besar Pepabri.



Tanggal 12 September 1978 yang monumental itupun untuk selanjutnya juga ditetapkan sebagai hari lahirnya atau terbentuknya FKPPI.


Selanjutnya di tahun 1981 diselenggarakanlah Munas I  di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Drs. Surya Paloh yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Yoseano Waas untuk masa bakti 1981-1984.


·         Setelah Munas I ini, perkembangan organisasi ini begitu cepat dengan terbentuknya kepengurusan di tingkat daerah (propinsi), cabang (kota/kabupaten) bahkan hingga rayon-rayon (kecamatan-kecamatan).
·         Pada Munas II di Tugu Bogor, terpilih sebagai Ketua Umum Djoko Mursito Humardhani didampingi Drs. Gazie M. Yusuf sebagai sekjen untuk masa bakti 1984-1987.
·         Pada Munas III di Magelang tanggal 10-13 November 1987 terpilih Ir. H. Indra Bambang Utoyo didampingi Haryadi Anwar sebagai sekjen (1987-1990)
·         Pada Munas III ini kepanjangan FKPPI yang semula Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia, berubah menjadi Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri ABRI
·         Pada Munas IV tanggal 24-26 November 1990 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Ir. H. Indra Bambang Utoyo terpilih lagi sebagai Ketua Umum didampingi Asep R. Sujana sebagai Sekjen (1990-1993)
·         Pada Munas V di Jakarta Asep R. Sujana terpilih sebagai Ketua Umum didampingi oleh Bahriyoen Sucipto sebagai Sekjen (1993-1998).
·         Pada tahun 1995 karena tuntutan zaman untuk mengembangkan wadah FKPPI maka terjadilah Musyawarah Luar Biasa (Muslub) pada tanggal 12 september 1995
·         Salah satu keputusan penting dalam Muslub tersebut adalah merubah nama FKPPI yang selama ini dikenal sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menjadi Generasi Muda FKPPI (GM-FKPPI) dengan tetap melanjutkan masa bakti hingga 1998.
·         Pada saat bersamaan dibentuklah wadah baru yang bernama FKPPI sebagai wadah berhimpun bagi anggota FKPPI yang berusia 40 tahun keatas yang dideklarasikan pada saat peringatan HUT FKPPI ke-17 pada tanggal 12 September 1995 di Balai Sidang Senayan Jakarta dengan Ketua Umum untuk pertama kalinya adalah H. Bambang Trihatmojo didampingi Ir. Indra Bambang Utoyo sebagai Sekjen.
·         Kedua organisasi ini baik FKPPI maupun GM FKPPI mempunyai jiwa dan semangat yang sama, dan komposisi kepengurusannyapun saling kait mengkait agar terjadi sinergitas. Walaupun kedua organisasi ini mempunyai lambang yang berbeda namun hampir sama serta masing masing memiliki AD/ART namun karena platformnya yang sama dan dilahirkan dari sumber yang sama maka sering diistilahkan bahwa antara FKPPI dan Generasi Muda FKPPI adalah "Dua Raga Satu Jiwa”
·         Pada Munas VI GM-FKPPI tanggal 13-15 Februari 1998 di Jakarta terpilih sebagai Ketua Umum Adiguna Sutowo didampingi oleh Erwin M. Singajuru sebagai Sekjen.
·         Untuk menyesuaikan diri dalam era Reformasi di Negara kita maka pada tanggal 5-6 Maret 1999 kembali dilaksanakan Munaslub GM FKPPI di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta yang salah satu keputusan penting adalah menyempurnakan AD/ART GM-FKPPI dimana keanggotaan GM FKPPI dapat dirangkap dengan keanggotaan Partai Politik sepanjang tetap berazaskan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, serta menegaskan kembali konsep FKPPI adalah rumah bersama. Munaslub juga menegaskan keberadaan lembaga Polri tetap menjadi anggota dewan Pembina, serta putra putri Polri tetap menjadi anggota biasa FKPPI walaupun pada tanggal 1 April 1999 lembaga Polri dipisahkan dari organik ABRI
·         Pada Munas VII tanggal 12-16 Oktober 2003 dilaksanakan Munas secara bersama-sama antara FKPPI dan GM FKPPI di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta dimana untuk FKPPI terpilih sebagai Ketua Umum Ponco Sutowo dengan Bahriyoen Sucipto sebagai sekjen (2003-2008). Sedangkan untuk GM FKPPI terpilih Dudhie Makmun Murod sebagai Ketua Umum dengan Sayed M. Muliadi sebagai Sekjen dengan masa bakti kembali menjadi 3 tahun (2003-2006)
·         Pada Munas VIII tanggal 29-31 Oktober 2008 di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor, terpilih Ketua Umum Hans Silalahi dan Sekjend Fajar Iman untuk masa bhakti 2007-2011.